Linkarutama.com – Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics merilis studi yang dilakukan di bulan Januari 2020 di kota Bandarlampung. Riset ini menemukan bahwa gig economy yang didukung oleh teknologi Grab telah memberi dampak bagi ketahanan ekonomi Bandarlampung, Selasa (14/7/2020).
Mitra Grab yang disurvei menyatakan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5 persen dari total tenaga kerja Indonesia), tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab.
Mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios Bandarlampung yang disurvei melihat peningkatan pendapatan hingga 34 persen menjadi Rp56,3 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen GrabKios Bandarlampung meningkat 27 persen menjadi Rp9 juta per bulan sejak bergabung.
Sebanyak 57 persen mitra merchant GrabFood Bandarlampung juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.
Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike di Bandarlampung dengan peningkatan pendapatan hingga 81 persen menjadi Rp7,1 juta per bulan dan 144 persen menjadi Rp3,6 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.
Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung yang membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. Sebanyak 28 persen mitra pengemudi GrabBike dan 14 persen mitra pengemudi GrabCar di Bandarlampung baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.
Lebih penting lagi, kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin. Sebanyak 72 persen mitra pengemudi GrabBike dan 79 persen mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp745 ribu hingga Rp1,6 juta.
Sebagai tambahan, 58 persen dari mitra pengemudi GrabBike dan 77 persen mitra pengemudi GrabCar mengatakan bahwa mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih memercayai mereka.
Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru.
Untuk dii Bandarlampung riset tersebut menjelaskan 13 persen mitra merchant GrabFood Bandarlampung terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 14 persen mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya.
Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka. Sebanyak 23 persen mitra merchant GrabFood dan 5 persen agen GrabKios di Bandarlampung menambah pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.
Senior Economist, Tenggara Strategics, Lionel Priyadi, M.A, mengungkapkan bahwa gig workers yang ada di dalam platform Grab membantu meningkatkan nilai kehidupan untuk banyak pihak. “Riset yang sudah dilakukan di Bandarlampung memberikan data tentang kontribusi perekonomian yang langsung dirasakan oleh para gig workers di Bandarlampung,” katanya.(ist/her)