Melihat Usaha Kantin Dilingkup Perkantoran Pemerintah Yang Terdampak Pandemi

Linkarutama.com – Awal dari usaha ibu Rumah Tangga yang digeluti sejak awal dibukanya kantin di lingkungan perkantoran pemerintahan saat ini menurun drastis dari sisi penghasilan dari sebelum adanya pendemi Covid-19.

Berdasarkan penelitian guna mengetahui dan menganalisis dampak pendemi Covid-19 terhadap usaha kantin di lingkup kantor Dinas Dinas,Kantor lembaga Vertikal kini data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi lapangan seorang ibu Rumah Tangga Endrawati (27) banyak hal yang bisa di utarakan terkait penghasilan.

Penghasilan para pelaku usaha kantin di wilayah perkantoran pemerintahan mengalami penurunan yang signifikan sebesar 50% dibandingkan dengan penghasilan sebelum adanya pandemi.

Perubahan pendapatan ini menjadi alasan untuk meminta adanya relaksasi bantuan bentuk lunak dari program IKM/UMKM.

Endrawati ditemui di kantin yang berdampingan dengan kantor Disperindag Provinsi Lampung yang sisi kiri berdampingan dengan kantor Bank Mandiri Tbk dan posisi sebrang terdapat kantor Bulog serta Kemenag Provinsi Lampung terlihat tegar meski kondisi masih bertahan.

“Alhamdulillah dan bersyukur aja mas, meski Pandemi yang terpenting masih bisa berjalan,” kata Endrawati, Selasa (14/12/2021).

Sebelum adanya pandemi Covid-19, cukup lumayan keuntungan yang tidak mengganggu modal sehari bisa mencapai Rp.300ribu hingga 400ribu, ucap dia.

Dari perjalanan perkembangan pandemi Covid-19, di Provinsi Lampung khususnya di Kota Bandarlampung juga diterpakan adanya kebiasaan baru bagi masyarakat dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan tentu menjadi pemicu terpuruknya sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Tatanan kehidupan baru berupa penerapan WFH, Sekolah daring, pembatasan sosial berskala besar maupun pembatasan sosial berskala regional atau mikro sangat berdampak pada UMKM termasuk kantin di lingkup perkantoran yang terjadi rendahnya daya beli karena pegawai adanya jadwal WFH dan konsumsi masyarakat sebagai akibat dari adanya pandemi akan mengganggu proses produksi dan perdagangan.

Endrawati menuturkan, meski tidak seramai pembeli saat sebelum adanya Covid-19, saya berinovasi selain menjual makanan nasi soto yang saya jual dengan harga Rp.15 ribu, saya juga menjual nasi sayur asem tempe goreng, telur dadar, mie rebus, pepes ikan teri dengan harga yang sama dan terjangkau bagi kalangan ASN maupun karyawan di lingkungan sekitar.

Ada kantor Bulog, kantor Pengadilan Tinggi, kantor Kemenag, Bank Mandiri, kantor Dinas Koperasi dan UMKM hingga bersebelahan dengan kantor Bea dan Cukai, tutur dia.

Kami rakyat kecil tentu berkeinginan pandemi Covid-19 segera selesai dan kehidupan kembali normal.

Yang terpenting saya sehat mas, sehingga bisa melakukan aktifitas berjualan dan bisa buat makan buat ke dua anak saya termasuk bisa membeli kuota buat anak anak belajar daring, ucap Endrawati.

Endrawati bercerita bahwa, berjualan makanan berupa kantin di lingkungan kantor mesti sabar, mesti wajib menjaga kebersihan dan wajib Prokes diterapkan di sini, jadi seandainya ada pembeli yang masuk ke kantin tanpa memakai masker, kita tidak layani, kata dia.

Dengan cara seperti itu, pembeli yang datang dari luar kantor ini tertib ada yang hanya pesan kopi dengan cemilan gorengan ada juga yang pesan Es teh botol.

” Kita syukuri diberikan kesehatan bisa berjualan buat menghidupi keluarga,” tandas Endrawati.(her)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *