Linkarurama.com – Menteri BUMN RI Erick Thohir menghimbau kepada masyarakat di seluruh Indonesia untuk tidak panik dalam menghadapi gelombang ketiga yakni Virus Omicron B11529.
Demikian dikatakan Menteri BUMN Erick Thohir saat menyampaikan pada seminar nasional yang mengusung tema Produksi dan akselesrasi Vaksinasi menelaah kinerja pemerintah Jokowi melindungi generasi muda Indonesia dari Covid-19, di GSG Universitas Lampung, Minggu (30/1/2022).
Hadir dalam seminar, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim, Walikota Bandar Lampung Hj.Eva Dwiana dan Rektor Universitas Lampung Prof.Dr.Karomani,M,Si.
Menurutnya, gelombang ketiga pasti datang. Jika kita lihat yang terjadi di negara Amerika dan Inggris gelombangnya sangat tinggi, tentu masyarakat jangan panik. Karena, yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan dan Presiden RI bahwa yang sudah di vaksin tandanya ringan. Kalau ringan gejalanya, maka obat-obatan nya juga ringan bisa dirawat di rumah tidak perlu langsung ke rumah sakit, ujar Erick Thohir Menteri BUMN.
Erick Thohir juga mengatakan bahwa, untuk virus Omicron B11529 obat obatan tidak perlu yang mahal, dikarenakan Omicron B11529 berdampak kehidung dan tenggorokan, tidak keparu-paru seperti Virus Delta.
Erick menegaskan bahwa, sudah disampaikan terkait obat-obatannya bukan seperti kemarin yang mahal, tinggal panadol, kafirafir dan generik mungkin juga aztrazonisin.
Karena, varian Omicron kalau sakit berdampak pada hidung dan tenggorokan, tidak ke paru-paru seperti Virus varian delta yang langsung menyerang paru-paru. Tapi tetap waspada, protokol kesehatan tetap maksimal, jangan panic buying, kata Menteri BUMN Erick Thohir.
Sementara, Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Karomani, M.Si., mengatakan bahwa ada 40 orang dokter muda dan dosen dari Fakultas Kedokteran dan juga dalam waktu telah memprogramkan kurang lebih 100 Dokter Intensif yang akan menjadi Vaksinator.
” Ini luar biasa dalam mengatasi dan mengantisipasi penanganan Covid-19,” kata Karomani.
Menurut Rektor, dalam waktu dekat ini telah memprogramkan kurang lebih 100 dokter intensif untuk menjadi vaksinator. Hal ini terbukti mampu mempercepat proses vaksinasi yang tadinya menempuh 7 jam itu menggulirkan 800 dosis sekarang menjadi 750 dosis dalam hitungan 1 jam di luar biasa, kata dia.(her)