Linkarutama.com – Kinerja perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan IV 2022 tumbuh positif 5,05% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 3,94% (yoy), Senin (6/2/2023) dalam rillis yang diterima Linkarutama.com.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan ditopang oleh kinerja Pembentukkan Modal Tetap Bruto (PMBT) yang meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, serta kinerja Konsumsi Rumah Tangga (RT) dan sektor eksternal (ekspor) yang tetap tumbuh positif namun mengalami perlambatan. Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan IV 2022 berdasarkan ADHB tercatat sebesar 103,76 triliun dan berdasarkan ADHK(2010) sebesar Rp63,36 triliun.
Secara keseluruhan tahun 2022, perekonomian Provinsi Lampung tumbuh 4,28% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 yang tumbuh 2,77% (yoy). Dari sisi pengeluaran, pemulihan kinerja Konsumsi Rumah Tangga (RT) mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Lampung pada tahun 2022, di tengah melambatnya komponen pengeluaran lainnya.
Perkembangan tersebut sejalan dengan normalisasi kegiatan usaha di era new normal yang didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan akselerasi pertumbuhan kredit, baik kredit konsumtif maupun kredit produktif. Di sisi lain melambatnya kinerja Investasi dan Ekspor, serta menurunnya Konsumsi Pemerintah terutama disebabkan oleh realisasi pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang di bawah target, normalisasi Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHKEI), dan realisasi belanja APBD yang hanya tercatat sebesar 88,32%, lebih rendah jika dibandingkan 92,89% pada tahun sebelumnya.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pemulihan kinerja LU yang memiliki keterkaitan dengan mobilitas masyarakat mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada tahun 2022, antara lain, Perdagangan Besar dan Eceran, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Akomodasi dan
Makan dan Minum, dan Jasa Lainnya. Dari sisi LU Primer, telah berakhirnya pembangunan proyek revitalisasi saluran irigasi pada tahun 2020 – 2021 turut mendorong peningkatan kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan seiring dengan meningkatnya produktivitas.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan kinerja perekonomian Lampung pada triwulan IV 2022 terutama disebabkan oleh meningkatnya kinerja PMBT. Kinerja PMBT pada triwulan laporan tercatat tumbuh 2,78% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,09% (yoy). Kondisi ini ditopang oleh perbaikan kinerja investasi swasta, terkonfirmasi dari meningkatnya impor barang modal untuk mobil dan mesin.
Di sisi lain, masih positifnya pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan IV 2022 ditopang oleh peningkatan kinerja Konsumsi RT dan sektor eksternal. Konsumsi RT pada Triwulan IV 2022 tercatat tumbuh 4,67% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan realisasi triwulan sebelumnya sebesar 4,80% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan masih kuatnya kinerja Konsumsi RT, didorong oleh akselerasi permintaan menjelang Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) Nataru Tahun 2022, yang disertai dengan peningkatan jumlah wisatawan dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK), seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat.
Dari sisi sektor eksternal, kinerja ekspor tetap tumbuh kuat 8,88% (yoy), meski melambat jika dibandingkan dengan 10,00% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Tetap kuatnya kinerja ekspor tersebut terutama ditopang oleh ekspor crude palm oil (CPO) (data s.d. November 2022) yang tumbuh 27,28% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,41 % (yoy), seiring dengan meningkatnya permintaan India. Selain itu, ekspor batu bara juga mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 159,98% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 46,50% (yoy) pada triwulan sebelumnya, sejalan dengan peningkatan harga acuan batu bara dunia dan permintaan Tiongkok yang kembali pulih pasca implementasi Zero Covid Policy.
Adapun perlambatan kinerja ekspor disebabkan oleh melambatnya ekspor aneka buah dan bungkil inti kelapa sawit. Di sisi lain, kinerja impor tercatat tumbuh 4,62% (yoy), melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,60% (yoy) sejalan dengan oleh melambatnya impor antar daerah untuk bahan baku industri makan dan minum. Selain itu, impor luar negeri untuk barang konsumsi juga tercatat tumbuh melambat. Lebih lanjut. Konsumsi Pemerintah masih mengalami kontraksi 5,18% (yoy), namun membaik jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 7,94% (yoy) terutama dipengaruhi oleh peningkatan realisasi belanja barang dan jasa yang tumbuh 7,77% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan -2,76% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan IV 2022 terutama ditopang oleh Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran tercatat tumbuh 17,51 % (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 16,17% (yoy).
Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan permintaan menjelang HBKN Nataru tahun 2022 yang disertai peningkatan jumlah wisatawan dan kenaikan penjualan kendaraan motor. Selain itu, kinerja LU Transportasi dan Pergudangan tercatat tumbuh 27,02% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 22,47% (yoy), terutama didorong oleh jumlah penumpang penyebarang Bakauheni – Merak dan sebaliknya yang meningkat 15,64% (yoy). Selain itu, kenaikan tersebut juga didorong oleh peningkatan volume angkut batu bara Kereta Babaranjang dari Sumatera Selatan menuju Lampung sejalan dengan meningkatnya ekspor batu bara.
Dari sisi LU Primer, kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tercatat tumbuh 6,16% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi triwulan sebelumnya yang terkontraksi 0,36% (yoy), terutama didorong oleh peningkatan produksi padi, jagung, ubi kayu, kopi, karet, dan kelapa sawit. Pertumbuhan kuat LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ini merupakan yang tertinggi sejak triwulan II 2015 yang tumbuh 7,79% (yoy).
Di sisi lain, kinerja perekonomian Lampung pada triwulan IV 2022 yang lebih baik tertahan oleh terkontraksinya kinerja LU Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, serta Pertambangan dan Penggalian. Kinerja LU Industri Pengolahan tercatat terkontraksi 6,19% (yoy), lebih rendah jika
penurunan kinerja kapasitas produksi dibandingkan dengan 100% pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Namun demikian, kontraksi pada kinerja LU Industri Pengolahan yang lebih dalam tertahan oleh tetap kuatnya permintaan ekspor CPO, baik domestik maupun ekspor.
Lebih lanjut, penurunan kinerja LU Jasa Keuangan dan Asuransi terutama disebabkan oleh kinerja kredit investasi yang masuk ke dalam zona kontraksi sejak semester II 2022. Adapun penurunan kinerja LU Pertambangan dan Penggalian disebabkan oleh berlanjutnya natural declining rate pertambangan migas di Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), yang diperburuk dengan kondisi cuaca yang mengganggu kegiatan opersiaonal offshore.
Ke depan, perbaikan kinerja ekonomi Provinsi Lampung diperkirakan terus berlanjut, meski risiko dari sektor eksternal perlu diwaspadai. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang optimal serta menjaga stabilitas makroekonomi di tengah adanya scarring effect akibat penyebaran COVID-19 dan meningkatnya risiko inflasi akibat tekanan eksternal dan domestik, diperlukan upaya bersama seluruh pihak, antara lain:
Meningkatkan produktivitas Lapangan Usaha Pertanian, terutama subsektor tanaman pangan, melalui peningkatan pemanfaatan alat dan mesin pertanian (ALSINTAN) dan benih berkualitas, penguatan askes pembiayaan procyclical bagi Petani, serta memastikan ketersediaan pupuk berkualitas di Provinsi Lampung di tengah tereskalasinya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina;
Mendorong sinergi pemulihan dan penguatan struktur industri pengolahan, terutama terkait ketersediaan bahan baku berkualitas, debottlenecking permasalahan
percepatan pemulihan stabilitas finansial, serta hilirisasi;
Mendorong berlanjutnya peningkatan konsumsi rumah tangga dengan pemulihan daya beli masyarakat, percepatan pemanfaatan dana desa, realisasi sosial/subsidi dan program perbaikan kesejahteraan terutama yang menyasar pada UMKM dan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), termasuk akselerasi digitalisasi sistem pembayaran melalui perluasan penggunaan QRIS dan intensifikasi program elektronifikasi;
Mendorong pertumbuhan investasi dengan menjaga persepsi positif investor swasta. Hal tersebut dapat dilakukan melalui:
Perbaikan dan penyempurnaan iklim kemudahan berusaha termasuk aspek informasi;
Aspek regulasi termasuk di antaranya percepatan penyempurnaan OSS-RBA;
Mengoptimalkan peran Forum Investasi Lampung (FOILA) sebagai salah satu media untuk mempromosikan potensi investasi Lampung;
Mengidentifikasi dan mendaftar proyek yang clean and clear yang siap dipromosikan di event promosi investasi luar negeri melalui GIRU-IRU-RIRU;, dan
Mendorong dan mendukung investasi bagi sektor ekonomi lain seperti Pariwisata sebagai new source of growth.
Menjaga dan meningkatkan kinerja ekspor Lampung dengan (1) hilirisasi produk untuk penciptaan nilai tambah; (2) meningkatkan kelembagaan dan kapasitas serta digitalisasi untuk mendukung UMKM Go Export, (3) Perluasan ekspor ke pasar non tradisional, promosi, dan penguatan kerjasama perdagangan; (4) memastikan ketersediaan infrastruktur yang memadai; serta (5) pemberian dukungan untuk efisiensi biaya logistik;
Identifikasi potensi sumber-sumber baru pertumbuhan ekonomi antara lain melalui optimalisasi local value chain (LVC) sebagai strategi dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi di daerah, dan tidak terbatas pada sektor pertanian pangan, namun termasuk sektor lainnya memuat komoditas/produk/jasa usaha (KPJU) unggulan UMKM Provinsi Lampung yaitu industri pengolahan, perdagangan, perikanan, dan akomodasi, makan, dan minum.
Penguatan LVC tersebut di antaranya dengan membentuk klaster- klaster ekonomi baru atau ekosistem dimana korporasi dapat berperan sebagai aggregator dan offtaker,.Pemantauan indikator terkini ekonomi daerah (Early Warning System) yang akurat dan terkini untuk memantau denyut perekonomian daerah;
Upaya 4K, diantaranya memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.(*/her)