Linkarutama.com – Rektor Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha memaparkan berbagai riset tim dosen dan mahasiswa ITERA dalam bidang kesehatan di depan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Prof. I Nyoman juga memaparkan tentang program riset nasional Ketahanan Sehat Berbasis Mikrobioma dan Riset Immunoglobulin yang melibatkan ITERA dan perguruan tinggi lain, hingga para ahli.
Audiensi tim ITERA dengan Menteri Kesehatan dilaksanakan di Kantor Kemenkes RI, Jakarta, Selasa, (16/ 2024). Rektor Itera didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Khairurrijal, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Dr. Rahayu Sulistyorini, para dekan, dan perwakilan lembaga di Itera.
Sementara, tim Kemenkes yang turut hadir diantaranya Dirjen Farmalkes L. Rizka Andalucia, Kepala BKPK Syarifah Liza Munira, dan Kepala Tim Kerja Teknologi Kesehatan dan BGSi, Indri Rooslamiati.
Prof I Nyoman menyampaikan, di usia ke-10 tahun, ITERA memiliki lebih dari 20.000 mahasiswa dan tersebar di 42 program studi di tiga fakultas. Beragam inovasi telah dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa ITERA, khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan, seperti ambulance drone, teknologi kacamata dan tongkat khusus tunanetra, teknologi monitor aliran infus, stress detector, boneka terapi speech delay, patch asam urat, hingga biskuit anti-stunting.
Rektor juga memaparkan gagasan program riset nasional bertajuk “Ketahanan Sehat Berbasis Mikrobioma”. Program tersebut mengarah pada penguatan ketahanan kesehatan masyarakat secara luas, yang dilakukan dengan memanfaatkan mikrobioma dalam tubuh manusia, untuk memberikan kekebalan dari penyakit.
Program tersebut nantinya dikuatkan melalui riset yang melibatkan Itera dan perguruan tinggi lain, hingga para ahli.
“Melalui program riset ini, tentunya Kemenkes diharapkan mendukung, baik secara infrastruktur seperti laboratorium, hingga penguatan SDM, yang akhirnya menjadi kontribusi Kemenkes untuk kampus, dan hasil riset akan bermanfaat untuk bangsa Indonesia,” ujar I Nyoman.
I Nyoman juga menyampaikan dorongan program riset lainnya, yaitu Immunoglobulin, sebagai antisipasi permasalahan potensi wabah di masa depan.
Dengan immunoglobulin, diharapkan pendekatan pemerintah dalam menghadapi pandemi bukanlah vaksinasi, melainkan pemanfaatan antibodi yang telah dihasilkan melalui proses riset dan pemanfaatan teknologi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi beragam inovasi teknologi yang telah dihasilkan ITERA, dan menyambut baik gagasan program riset kesehatan yang dipaparkan Rektor. Menkes menilai, meski perguruan tinggi baru, ITERA sudah memiliki program studi yang sesuai dengan harapan pemerintah yang mengarah pada kebutuhan masa depan.
“Dalam beberapa diskusi, kami menginginkan kampus tidak terikat dengan prodi-prodi masa lalu, tetapi prodinya harus prodi masa depan,” ujar Menkes.
Dalam pertemuan tersebut, Menkes menjabarkan perkembangan teknologi di bidang kesehatan yang semakin pesat. Untuk itu, perguruan tinggi, diharapkan dapat turut berkontribusi melahirkan teknologi-teknologi baru di bidang kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat.
“Teknologi tidak selalu mesin atau alat, bisa juga dengan pengembangan bioteknologi,” tuturnya.
Budi Gunadi berkomitmen, pihaknya siap mendayagunakan sumber daya researcher di perguruan tinggi, termasuk yang dimiliki ITERA untuk mendukung program kesehatan nasional yang dijalankan Kemenkes.
Seperti dengan memberikan dukungan riset kepada dosen, dukungan pengembangan laboratorium kesehatan, hingga pemberian beasiswa. (rls/her)