Linkarutama.com – Universitas Lampung (Unila) tengah menggelar proyek pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Tinggi Negeri (RSPTN), yang menjadi fokus utama sebagai RSP riset pertama di Pulau Sumatra.
Melalui proyek Higher Education for Technology and Innovation (HETI) yang didanai pinjaman dari Asia Development Bank (ADB), RSPTN Unila ditargetkan akan diresmikan pada tahun 2026, atau akhir 2025.
Proyek ini mencakup pembangunan RSPTN serta Integrated Research Center (IRC), dan telah memasuki tahap konstruksi dan pengembangan kapasitas sejak diluncurkan pada 11 Februari 2022, dengan rencana penyelesaian pada tahun 2026.
Manajer Unit Implementasi Proyek (PIU) HETI Unila, Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., menyatakan, pembangunan RSPTN dan IRC sudah dimulai sejak tahun 2024 dan saat ini fokus pada persiapan peralatan dan SDM yang akan mengelola rumah sakit tersebut, dalam rillis yang diterima media, Sabtu (16/3/2024).
RSPTN Unila akan dibangun dengan konsep ramah lingkungan, berbasis IT, efisiensi energi, tahan gempa, dan responsif terhadap gender serta disabilitas.
Keunggulan RSPTN Unila adalah integrasinya dengan pusat riset IRC, sehingga memungkinkan penelitian langsung di tempat.
RSPTN ini nantinya akan menjadi pusat layanan unggulan untuk berbagai penyakit tropis, endokrinologi, geriatri, dan rehabilitasi medis.
Untuk mendukung center of excellence tersebut, sumber daya manusia RSPTN Unila akan dipersiapkan dengan matang.
Prof. Satria menyebutkan, Unila akan merekrut spesialis IT dan Hospital Management Specialist yang akan diberikan pelatihan.
RSPTN Unila ditargetkan akan menjadi rumah sakit tipe C dengan kapasitas 100 tempat tidur pada tahun 2026 atau akhir tahun 2025, dengan rencana berkelanjutan untuk berubah status menjadi rumah sakit tipe B.
Sekretaris PIU HETI Unila, Dr. Intanri Kurniati, Sp.P.K., menyatakan harapannya agar RSPTN Unila dapat menjadi rumah sakit pendidikan yang berbeda dari rumah sakit swasta, dengan memastikan SDM yang mumpuni.
Proyek HETI Unila tetap berada di bawah pengawasan tim ADB, PMU melalui Kemendikbud, Kementerian Keuangan, dan Bappenas, serta terus melaporkan perkembangannya kepada pimpinan Unila.
Dengan adanya dukungan pinjaman dari ADB, Unila berharap dapat mewujudkan impian memiliki RS yang telah digagas sejak 2008.
Hadirnya RSPTN dan IRC Unila diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi masyarakat Lampung dalam bidang kesehatan dan meningkatkan reputasi Unila sebagai world class university.
Tim Pokja Tender RSPTN Unila Umumkan Pemenang Tender Pembangunan RSPTN, IRC, dan WWTP Unila
TIM Pokja Tender RSPTN Unila mengumumkan hasil evaluasi pengadaan civil works paket CWU untuk pembangunan RSPTN, IRC, dan WWTP Unila. Berdasarkan laporan evaluasi, tender telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Guideline ADB dan menggunakan ADB Standard Bidding Document yang telah disetujui oleh Asian Development Bank (ADB).
Tender untuk proyek ini dipublikasikan di LPSE Kemendikbudristek pada 5 Oktober 2023, dengan batas waktu pemasukan penawaran pada 6 November 2023 pukul 15.00 WIB.
Sebanyak lima perusahaan mengajukan dokumen penawaran sebelum batas waktu yang ditentukan.
Adapun harga penawaran dari masing masing penyedia meliputi, PT. MAM (Rp181,856,449,762.82). PT. Nindya Karya (Rp192,865,665,859.12). PT. Waskita Karya (Rp204,102,000,000.00). PT. Brantas Abipraya (Rp208,066,577,900.00) dan PT. Adhi Karya (Rp211,598,000,000.000).
Evaluasi terhadap penyedia dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tim Pokja Tender RSPTN Unila juga didampingi Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemendikbudristek dalam proses tender ini untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang mengatur penggunaan dana pinjaman dari luar negeri.
Tahapan yang dilalui sebelum menetapkan pemenang meliputi reviu dari Inspektorat Jenderal pada 4-8 Desember 2023 dan paparan di hadapan eselon 1 pada 22 Desember 2023.
Bid Evaluation Report (BER) telah disampaikan ke ADB pada 28 Desember 2023 untuk mendapatkan No Objection Letter (NOL) sebelum diumumkan ke dalam LPSE.
Hasil tender paket CWU Unila diumumkan setelah terbitnya NOL ADB dan Persetujuan KPA pada 14 Februari 2024.
Selama masa sanggah dari 14 hingga 19 Februari 2024, terdapat surat sanggah yang masuk dari penyedia yang tidak berhasil dalam tender ini.
Tim Pokja telah memberikan jawaban sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku.
Hak jawab sanggah banding yang diberikan kepada penyedia yang ditolak juga telah disiapkan jadwalnya di dalam LPSE, namun tidak dipergunakan oleh penyedia.
Oleh karena itu, PPK dapat menindaklanjuti dengan menerbitkan Surat Perintah Penyediaan Barang dan Jasa (SPPBJ) serta dokumen kontrak kepada penyedia peringkat terendah yang menang dalam tender ini, yaitu PT. Nindya Karya. Informasi lebih lanjut terkait proses tender ini dapat diakses melalui laman LPSE Kemendikbudristek https://lpse.kemdikbud.go.id/eproc4/evaluasi/15833025/hasil.
Tim Pokja Tender RPSTN Unila juga memberikan penolakan kepada salah satu perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan mengikuti lelang.
Alasan utama penolakan adalah perusahaan tersebut tidak memenuhi persyaratan penyampaian Jaminan Penawaran (Bid Security) baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy. (*/her)