Oleh: Heris Drianto
Wartawan Utama
Linkarutama.com – Dalam suatu Persahabatan biasanya kita temui yang identik dengan menjunjung rasa solidaritas saling menghargai. Baik itu antara individu, masyarakat, organisasi maupun group satu dengan lainnya tentu memiliki keterikatan kuat, Minggu (2/6/2024).
Keterikatan tersebut bisa saja mendatangkan peluang rezeki bahkan hingga peluang sisi manfaat yang sangat menguntungkan bagi diri kita sendiri. Itu jika kita memiliki solidaritas tinggi dalam perihal persahabatan.
Namun demikian, dalam persahabatan tentu kita pahami pasti ada banyak warna orang dari berbagai segi latar belakang. Baik itu dari segi perbedaan karakter, wawasan yang tidak sama dengan kita, jauhnya jam terbang hingga jauhnya usia maupun pikiran, ini pasti kita temui.
Nama demikian, beberapa orang yang berlevel cerdas dan wawasan tinggi cenderung bijaksana menempatkan diri dalam hal persahabatan.
Ini bisa dilihat dari sikapnya yang menghargai dan tidak mengedepankan egosentris diri sendiri seolah lebih hebat padahal secara notabenenya masih seumur jagung.
Soal sikap “menghargai” dan memiliki sikap demikian ini, tentu menjadi tanda saya yang membaca artikel ini adalah sosok manusia bijaksana, yang dibutuhkan semua orang termasuk keluarga.
Egosentris high level, tidak suka atau merasa paling bersih bagi dirinya, padahal dia yang lebih tahu tentang dirinya sendiri, kalau pun teman kita tahu, tentu menghormati privasi. Karena orang orang yang memiliki sifat, karekteristik seperti ini juga cenderung keras kepala dan susah dinasihati kecuali ia ditegur sang Pencipta.
Karena orang seperti ini tentu perlu cara khusus agar kita bisa memberikan nasihat kepadanya. Siapa yang dimaksud orang yang mampu memberikan nasehat…?
Satu di antara cara memberikan masukan kepada orang sombong, ego tinggi bisa dengan menggunakan kata-kata sindiran yang soft line atau di nasehatin dengan orang yang dia sukai, di gandrungi. Meski orang tersebut bukan seutuhnya milik kita, tapi kembali ke milik Allah semata.
Maka itu, sejatinya ada kalimat yang penulis ingat samar-samar dari kalimat Syech Abdul Kadir Al Jailani, yang merupakan Aulia Allah SWT bahwa “Aku lebih suka dan menghargai orang yang berakhlaq tinggi, Karena jika hanya ilmu yang lebih tinggi, jin pun ilmunya lebih tinggi dari pada manusia”, kalimat ini tentu bisa kita pahami bahwa pengertian terbesar adalah akhlaq sebagai prioritas dalam tatanan kehidupan.
Selain itu, penulis yang pernah di 2010 menjadi perwakilan dari Provinsi Lampung sebagai peserta Safari Jurnalistik di Provinsi Banten dan merupakan mantan Lulus Uji Kompetisi Wartawan (UKW) di tahun 2011 jenjang MUDA versi penyelenggaraan dari PWI dan pertama di Provinsi Lampung ini, Lulus Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) pertama 2011 dan Lulus UKW tahun 2014 versi PWI pada jenjang MADYA dan Lulus tahun 2018 versi penyelenggaraan dari PWI ini pada jenjang UTAMA, tentu menyadari dan memaklumi harus lebih bijak seiring tentunya lebih penuh isi ilmu lapangan.
Jika kita bicara soal teman atau sahabat bisa datang dan pergi kapan saja tergantung situasi dan kondisi maupun panggilan Sang Kuasa Allah SWT.
Maka itulah, seiring pertambahan usia, lingkaran pertemanan bisa juga ikut berubah. Ada yang dipanggil lebih awal ada juga yang dipanggil lebih lama oleh Allah SWT. Karena usia itu rahasia Allah SWT.
Disinilah yang harus kita cermati, meski kadang pertemanan tak bisa terus menetap dan sama setiap waktu, tetap saja kita perlu bersyukur jika masih memiliki pertemanan yang hangat. Menghargai yang lebih dahulu, itu yang namanya kita sebut etika, bukan aturan bahkan bukan undang-undang dalam regulasi yang dibuat manusia. Pertemanan tidak selamanya baik baik saja, manakala dalam pertemanan ada salah satu naik level dalam jabatan, tahta, dalam segi keuangan cukup mapan, maka bisa dipastikan dia akan lupa diri, lupa akan sejarah kebersamaan yang pernah terjadi saat belum kaya raya dan lupa akan sejarah perjuangan yang disuguhkan dengan setia.
Seyogyanya, kita semakin dewasa, tentu kita akan dihadapkan pada banyak hal tanggung jawab baru.
Baik itu dalam pertemanan, kita pun makin menyadari pentingnya untuk tetap saling menghargai privasi dan kesibukan masing-masing.
Karena jika kita dengan cara ego, bisa dipastikan kita yang ego tak kan tahu dia itu sudah terbang kemana saja ilmunya dan wawasannya.
Disinilah perlu diambil hikmahnya, sedekat apa pun pertemanan, tetaplah penting untuk saling menghargai privasi dan kesibukan pribadi. Dan biasanya ketika kita dekat dengan cara merampas kebahagian orang lain karena kita ego dengan urusan dunia, maka yang terpenting harus kita ingat adalah Karma dan do’a do’a bagi orang orang yang kita dzalimi lambat laun pasti akan kita hadapi…. Tabikpuuun..!!!