BI: Inflasi Provinsi Lampung Terkendali Sepanjang Tahun 2024

Linkarutama.com – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Lampung pada Desember 2024 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,47% (mtm), lebih tinggi dibandingkan November 2024 yang mencatatkan inflasi 0,42% (mtm). Informasi ini disampaikan pada Jumat (3/1/2025) dalam rilis resmi yang diterima media.

Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi nasional yang sebesar 0,44% (mtm) serta rata-rata tingkat perkembangan IHK Desember di Provinsi Lampung dalam tiga tahun terakhir yang berada di angka 0,37% (mtm).

Secara tahunan, inflasi IHK di Provinsi Lampung pada Desember 2024 mencapai 1,57% (yoy), naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,50% (yoy), dan setara dengan inflasi nasional sebesar 1,57% (yoy).

Inflasi Desember 2024 terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok makanan dan minuman. Komoditas penyumbang inflasi tertinggi meliputi cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, cabai rawit, dan terong, dengan kontribusi masing-masing sebesar 0,12%; 0,08%; 0,05%; 0,05%; dan 0,04% (mtm).

Kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit disebabkan oleh terbatasnya pasokan akibat intensitas hujan yang tinggi, sementara kenaikan harga telur ayam ras dipengaruhi oleh peningkatan permintaan serta harga pakan ternak. Tingginya intensitas hujan juga memengaruhi pasokan terong, sehingga menyebabkan kenaikan harga.

Cuaca tersebut konsisten dengan prediksi BMKG, yang memperkirakan mayoritas wilayah di Provinsi Lampung mengalami hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi pada Desember 2024. Selain itu, permintaan masyarakat terhadap komoditas pokok meningkat menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2024/2025, yang turut mendorong inflasi.

Namun, inflasi lebih tinggi pada Desember 2024 tertahan oleh deflasi beberapa komoditas, seperti buah naga, susu cair kemasan, beras, kacang panjang, dan bahan bakar rumah tangga. Komoditas ini masing-masing memberikan andil sebesar -0,02%; -0,01%; -0,01%; -0,01%; dan -0,01% (mtm). Deflasi disebabkan oleh pasokan yang terjaga di tingkat petani/produsen serta tren penurunan harga minyak mentah dunia (WTI crude oil) pada akhir 2024.

Ke depan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Lampung memperkirakan inflasi IHK akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% (yoy) hingga 2025. Namun, diperlukan mitigasi terhadap beberapa risiko, seperti:

1. Inflasi Inti (Core Inflation):

Peningkatan permintaan agregat akibat kenaikan UMP 2025 sebesar 6,5%.

2. Inflasi Makanan Bergejolak (Volatile Food):

Kenaikan harga beras menjelang panen pada Maret.

Tingginya intensitas hujan pada triwulan I 2025 yang berpotensi menghambat panen komoditas hortikultura.

3. Inflasi Harga yang Diatur Pemerintah (Administered Price):

Potensi perlambatan harga tiket angkutan udara akibat kebijakan pemerintah.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bank Indonesia dan TPID Provinsi Lampung akan melanjutkan strategi 4K sebagai berikut:

1. Keterjangkauan Harga:

Melaksanakan operasi pasar beras/SPHP secara terarah dan tepat sasaran.

Memantau harga dan pasokan komoditas yang berisiko naik, seperti beras, daging, telur ayam ras, dan cabai.

2. Ketersediaan Pasokan:

Memperluas implementasi Toko Pengendalian Inflasi.

Memperkuat kerja sama antardaerah untuk komoditas defisit.

3. Kelancaran Distribusi:

Menambah volume dan rute penerbangan.

Memperkuat implementasi Mobil TOP (Transportasi Operasi Pasar).

4. Komunikasi Efektif:

Mengadakan rapat koordinasi rutin mingguan di kabupaten/kota.

Meningkatkan sinergi komunikasi dengan media dan masyarakat melalui kampanye perilaku belanja bijak.(*/her)*

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *