Tahun Ajaran Baru Segera Tiba, Kenali Risiko Penghambat Persiapan Dana Pendidikan Anak

Linkarutama.com – Menjelang tahun ajaran baru, dana pendidikan merupakan salah satu hal terpenting yang perlu dipersiapkan.

Walaupun tren kesadaran orang tua untuk menyiapkan dana pendidikan anak kian meningkat, faktanya biaya pendidikan yang diperlukan juga semakin meningkat.

Oleh karena itu, persoalan menyiapkan pendidikan tidak hanya sekadar memilih institusi pendidikan yang
sesuai dengan karakter anak, namun perlu diimbangi dengan kemampuan finansial agar tidak mengganggu aspek finansial keluarga lainnya termasuk memperhitungkan faktor risiko yang bisa menghambat persiapan dana pendidikan anak.

Menyambut tahun ajaran baru yang akan dimulai pada Bulan Juli mendatang, PT ASURANSI JIWA ASTRA (Astra Life) mengajak masyarakat untuk mengenali
sejumlah risiko yang bisa menghambat persiapan dana pendidikan anak.

Windy Riswantyo selaku VP, Head of Marketing & Branding and Digital Channel Astra Life mengatakan,
“Dana pendidikan bisa mencakup persiapan jangka pendek yang dianggarkan setiap tahun ajaran baru,
maupun persiapan jangka panjang seperti untuk dana masuk pergururan tinggi. Keduanya memiliki risiko
yang perlu untuk diantisipasi dengan baik agar tidak mengganggu kestabilan finansial dan berdampak
pada persiapan dana pendidikan anak,” ujarnya dalam rillis yang diterima Linkarutama.com, Selasa 21/6/2022).

Berikut ini adalah beberapa risiko yang kerap kali menjadi hambatan dalam menyiapkan dana pendidikan
anak secara optimal:
Risiko Perencanaan Pendidikan yang Kurang Matang
Saat memutuskan untuk menikah dan memiliki anak, dana pendidikan anak adalah hal yang penting untuk diperhitungkan dan disepakati bersama pasangan.

Penghitungan ini meliputi besaran biaya pendidikan
anak mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi yang nantinya akan dialokasikan secara rutin.
Pastikan perencanaan alokasi biaya sudah dipertimbangkan, termasuk memilih sekolah mana yang tepat.

Tidak ada salahnya mencari tahu lebih awal besaran biaya iuran sekolah, biaya kursus, bahkan hingga
biaya membeli keperluan sekolah seperti seragam, buku pelajaran, hingga estimasi biaya yang diperlukan
untuk transportasi ke sekolah.

Selain itu, perlu diantisipasi juga biaya pendidikan yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan, karena semakin tinggi tingkatan pendidikannya, maka biaya yang dipersiapkan juga
Artikel Love Life
akan semakin besar.

Tidak kalah penting, alokasi biaya pendidikan anak juga perlu dibuat ke dalam pos tabungan yang terpisah dengan pos tabungan lainnya agar bisa digunakan secara tepat sesuai
perencanaan.
Risiko Inflasi Biaya Pendidikan Anak
Selain perencanaan keuangan dengan alokasi dana pendidikan secara rutin, faktor lainnya yang harus
diperhitungkan adalah besaran inflasi kebutuhan pendidikan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2021, rata-rata inflasi biaya pendidikan di tingkat sekolah dasar hingga menengah atas adalah 10-
15% per tahun dan di tingkat perguruan tinggi sebesar 30-45% per tahun. Agar tidak semakin terpaut jauh
dengan besarnya nilai inflasi, dana tabungan pendidikan anak bisa dialokasikan ke dalam berbagai
instrumen investasi untuk mendapatkan manfaat bunga, mulai dari deposito, emas, hingga reksadana.
Perlu diingat bahwa pendidikan anak adalah kebutuhan utama yang perlu untuk dipenuhi.

Oleh karena
itu, sebisa mungkin hindari mengalokasikan dana pendidikan pada instrumen investasi dengan risiko yang
tinggi agar dana pendidikan tetap aman.

Risiko Penanggung Dana Pendidikan Anak
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah risiko penanggung biaya pendidikan anak yang umumnya
adalah orang tua.

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang tua juga memiliki peran besar sebagai pencari nafkah
keluarga, termasuk untuk pemenuhan kebutuhan biaya pendidikan anak. Jika penanggung dana pendidikan anak mengalami hambatan dalam mencari nafkah misalnya karena sakit, catat tetap atau tutup usia, maka besar kemungkinan pendidikan anak juga ikut terhambat.

Oleh karena itu, penting untuk
memitigasi risiko yang bisa terjadi kapan saja agar anak tetap bisa melanjutkan pendidikannya.

Mitigasi
risiko ini bisa dilakukan melalui proteksi diri dan keluarga yang didapatkan dari produk asuransi jiwa, misalnya Flexi Life yang memberi perlindungan terhadap risiko tutup usia. Dengan memiliki Flexi Life, ahli waris akan menerima sejumlah uang yang disebut uang pertanggungan bila tertanggung atau nasabah
tutup usia, yang bisa digunakan bagi keluarga yang ditinggalkan untuk melanjutkan hidup, termasuk untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan.

Flexi Life juga memberikan kemudahan dalam mengatur manfaat asuransi dan dapat diatur secara online,
sesuai dengan perubahan gaya hidup maupun kebutuhan di setiap tahap kehidupan sehingga nasabah
bisa lebih fleksibel untuk memilih uang pertanggungan, masa pertanggungan, serta masa pembayaran
premi. Informasi lebih lanjut mengenai Flexi Life dapat mengunjungi ilovelife.co.id serta menghubungi Artikel Love Life
Hello Astra Life Call Center 24 jam di nomor 1 500 282, serta nomor WhatsApp 08952-1500282 dan layanan e-mail [email protected] yang tersedia dari Senin-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB.

“Kami berharap tahun ajaran baru dapat menjadi penyemangat bagi para orangtua yang menanggung
biaya pendidikan anak untuk mempersiapkan dana pendidikan secara matang serta memperhitungkan
berbagai faktor risiko yang bisa terjadi agar pendidikan anak bisa berjalan sesuai dengan perencanaan
finansial.” tutup Windy.(*/her)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *