Linkarutama.com – Ketika kita mencermati Perubahan Karakter dan perilaku manusia manakala kehidupan dan derajatnya lebih tinggi mayoritas lupa dengan kehidupan sebelumnya yang kita sebut Nol dan lupa bahwa ketika meninggalkan dunia mayatnya hanya teman temannya yang mampu hadir melayat, maka itulah ika kita bicara kalimat Multikulturalisme berarti pandangan yang mengakomodasi banyak aliran atau ideology budaya, karakter personil dan lainnya, Minggu (8/1/2023).
Jika kita Multikulturalisme mengkonsepkan pandangan terhadap keanekaragaman kehidupan di dunia, tentu begitu banyak ragam dari karekter lembut, kasar, royal, dermawan bahkan pelit dan serakah hingga tak lagi bercermin dengan sejarah kehidupan sebelumnya yang pahit dan di mulai dari Nol, bahkan biasanya karakter manusia lupa dan berubah sifat bijaknya yang pernah ada saat sebelum derajat atau pangkatnya melekat di kehidupannya saat ini.
Itulah pentingnya kita sebagai manusia harus menyadari bahwa hidup didunia ini hanya sementara dan kelak wajib mempertanggung jawabkan, mulai dari amal baik dan amal buruk, kita harus mampu menekankan hari kita untuk menerima ikhlas terhadap adanya berbagai ketidakadilan dikehidupan, yakin saja itu hidup serba ada itu tidak permanen jika tidak berkah didapat, dan berbagai macam karakter merasa dia lebih gagah lebih kaya bahkan merasa menguasai kehidupan, padahal harusnya dia sadari bahwa di dalam realitas kehidupan bermasyarakat tentu menyangkut nilai-nilai, sistem sosial, adat-kebiasaan, dan filosofi sosial yang diwajibkan saling membantu terhadap sesama yang dianut dalam konteks agama apapun sebelum generasi kita ini ada didunia.
Kita sebagai manusia tentu saja setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda. Salah satunya yaitu sifat orang yang murah hati dan suka berbagi rezeki. Apalagi sifat luas berpikir yang positif mudah memaafkan dan kuatnya rasa pengertian terhadap sesama, meski dia telah tinggi derajatnya.
Bahkan, hidupnya selalu ingin memberi meskipun dalam keadaan sulit sekalipun. Tak heran jika mereka seringkali dijuluki orang paling dermawan.
” Ya, kebanyakan orang memiliki sifat karakter ini lantaran ia ingin memberikan kebahagiaan pada orang lain dengan tulus karena merasa berlebih rezekinya. Meskipun tidak semua orang bisa melakukan hal ini, orang semacam ini ingat bahwa ketika dia wafat hanya teman temanya yang layat hadir mendoakan didepan jasadnya, bukan teman teman yang jauh di sebrang pulau,” menurut penulis.
Bahkan yang diingatnya, hanya teman teman handai taulan yang dekat bahkan pernah dekat lah yang mendoakan didepan jasadnya hingga menghantarkan ke tempat peristirahatan terkahir dan mengikuti Takziah selama tujuh malam.
Kita tidak pernah tau, kapan ajal menjemput, kapan kita masuk dalam daftar cabut bukan daftar urut.
Hanya orang orang yang pandai bersyukur dan tidak rakus yang mampu seperti itu,karena dia sadari hidup ini hanya sementara harta dan tahta tak kan mungkin ia bawa ke alam kuburnya.
Sebagai sesama muslim. Dalam agama Islam, setiap harta ataupun rezeki yang diberi oleh Allah SWT tentu kita tau bahwa terdapat hak orang lain di dalamnya. Maka itu, kelebihan harta yang dimiliki hendaklah digunakan untuk berbagi rezeki baik dalam bentuk infak, zakat, ataupun sedekah. Selain berbagi terhadap saudara saudara, tentu terhadap teman,kerabat yang dia ingat sebelum di kehidupan dia telah Allah naikan derajatnya seperti ini.
Kegiatan berbagi tersebut merupakan wujud sikap peduli terhadap sesama sekaligus sebagai momen untuk membersihkan harta. Selain itu, saling berbagi rezeki juga akan memperlancar rezeki yang akan datang selanjutnya bukan hidup yang berkelompok memperkaya kelompoknya sendiri. Hidup yang bukan di sebut sebut pelit, merjit bahkan pahit disebut di belakang kehidupan kita bahkan disebut hidup bahagia di atas penderitaan sesama. Hidup melimpah hidup berkecukupan hanya seremonial saja yang di agungkan bahkan via media sosial…. Tabikpuuun…!!!. (her)