Oleh: Heris Drianto
Wartawan Utama
Linkarutama.com – Seseorang manusia mayoritas dalam kehidupan di dunia ini tentu beraneka ragam sikap atau perilaku, ada negatif ada positif. Sikap atau kultur dan kebiasaan tabiat yang menjadi ciri khas hingga dinilai orang banyak sombong, bakhil maupun tak murah senyum, Sabtu (27/1/2024).
Maka, oleh karena perilakunya sehari-hari, kemudian diberi sebutan, identitas, atau label tertentu dimata orang banyak. Misalnya disebutnya sebagai orang pelit, malas, rajin, dermawan, ramah, penolong, bakhil, tidak peduli pada orang lain apalagi teman dan disebut egois tapi bodoh serta berbagai jenis sebutan lainnya.
Sebutan terhadap seseorang biasanya tidak berubah-ubah, oleh karena diberikan atas kebiasaan atau pola perilaku yang lama dilihatnya. Sifat ini ada di banyak orang misalnya, terkadang disebut bakhil,tidak murah senyum, sombong dan angkuh ketika memiliki derajat lebih tinggi, pangkat atau golongan dan ada pula yang disebut paling dermawan dan pengertian dengan ikhlas berbagi. Tapi manusia seperti ini jarang terlihat karena sifat dan perilaku berbudi, dermawan sesungguhnya manusia yang di muliakan Allah SWT. Dan tanpa dia sadari sahabat, kerabat bahkan saudara saudaranya yang memberikan support dan do’a untuk mencapai kesuksesan tersebut. Hal ini perlu introspeksi diri.
Perilaku seseorang tidak mudah diubah kecuali oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu menyangkut sebutan, kesan, atau identitas seseorang biasanya juga tidak berubah. Jangankan mengubah perilaku, sekedar berganti afiliasi pada kelompok, organisasi, aliran atau madzhab saja sangat sulit dilakukan.
Jika ada seseorang yang sejak muda mengikuti aliran bakhil, atau mementingkan diri sendiri ternyata tidak pernah mampu berubah hingga usianya sampai tua dan ketika “purna” begitu banyak rekan, kolega hingga saudaranya sendiri cuek ketika mendengar kabar Ia sakit, terkenal musibah hingga kabar ajal menjemput
Mungkin saja orang yang derajat dan rejekinya masih tinggi tersebut mereka berpandangan bahwa perubahan itu tidak seharusnya dilakukan, atau dianggap tidak perlu hingga terbawa mati.
Ingat…!!!!. kita sebagai makhluk sosial, manusia tidak hanya berhubungan dengan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya untuk diri sendiri.
Inilah yang juga berarti manusia tentu perlu saling membantu dan peduli, termasuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan kita manakala kita sedang dalam kondisi kehidupan mapan dan selalu bergulir kegiatan mengolah keuangan, apalagi yang murni bukan haknya, akan tetapi kita Bakhil dan lupa diri termasuk mungkin saya yang membaca artikel ini.
Maka, manusia seyogyanya harus ingat bahwa salah satu perilaku yang menunjukkan kepedulian manusia satu ke manusia lainnya tentu dengan berbagi atau sedekah. Berbagi atau sedekah ini juga menjadi salah satu yang Allah SWT anjurkan dan merupakan hal yang disukai oleh-Nya. Ingat bersihkan hati, jangan sombong ketika kita sedang di atas Do’a Do’a orang yang terzolimi yakin saja terijabah.
Jangan kita anggap kehidupan tidak berputar, termasuk nafas kita yang telah ada ketentuan kapan berhenti untuk menghadap pertanggung jawaban kita selama di dunia.
Pandai mengolah menciptakan keuangan demi kepentingan pribadi dan kelompok Allah jamin tidak berkah, apalagi memanfaatkan kelompok demi egois pribadi agar mendapatkan uang yang dipastikan bukan haknya… Tabikpuuun…!!!!.