Oleh: Heris Drianto
Wartawan Utama
Linkarutama.com – Jika kita boleh jujur sebagai manusia ketika bicara soal dampak yang diakibatkan mengonsumsi apapun yang negatif, dampak dari hasil jerih payah atau menggunakan uang haram dalam kehidupan sehari hari, tentu sangatlah besar ganjarannya, entah esok, lusa bahkan ujian dan cobaan bukan saja di balas di dunia, tapi bisa di akhirat kelak, Sabtu (27/5/2023).
Sejujurnya, bahaya penggunaan uang haram inilah, yang sangat diwanti wantikan Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib. Karena jika manusia itu mau jujur dengan hatinya sendiri, tanyakan bagaimana cara mendapatkan ” Uang” yang dibawa ke rumahnya dinikmati anak anaknya hingga istri dan keluarga besarnya. Apalagi jika manusia itu tidak memiliki ” Gaji” pasti.
Kita tau, karena harta yang tidak barokah adalah harta yang didapatkan dengan cara tidak sesuai ketentuan Allah SWT, misalnya saja hasil korupsi, mencuri, riba, hasil menjadi pelacur, hasil mengorbankan teman teman, hasil akal akalan yang tidak sehat yang sering disebut ” Mengolah” yang sifatnya merugikan banyak orang dan lainnya.
Maka, kita harus pahami tentang pengorbanan diri kita, yang akan bisa menjadikan motivasi untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang lebih baik. Banyak orang yang rela berkorban demi apa saja yang diinginkan. Termasuk dengan cara keji tidak sehat, merasa gagah, merasa sombong tidak mengingat sejarah awalnya dirinya siapa, dan dari mana memulainya, merasa lebih karena derajatnya keberadaan hasilnya buah dari support teman teman, bukan sejatinya dari diri pribadi.
Semuapun tentu menyadari terkadang pengorbanan tersebut tak dihargai atau sia-sia belaka meski awalnya mereka memohon bantuan dan sukses lupa diri. Hal tersebut tentunya menimbulkan kekecewaan mendalam yang akan kita sama sama bawa mati.
Bicara “Sukses” adalah hak setiap orang. Perkaranya adalah bagaimana orang mengusahakan dirinya untuk bisa mencapai kesuksesan, artinya koreksi diri dari mana muara kesuksesan itu didapat. Ada orang yang sangat gigih untuk mencapai kesuksesan, ada yang biasa-biasa saja tapi sehat lahir batin. Ada yang kelihatannya biasa saja namun sebenarnya sangat mengusahakan kesuksesan bagi hidupnya sendiri meski perlahan tapi tidak merugikan orang.
Kiranya hal inilah yang harus kita renungkan dalam kehidupan oleh setiap orang termasuk kamu yang membaca tulisan ini. Jadikan hari dan perilaku kita bersih, bukan besar suara kosong isinya, yang semua memahami latar belakang awal memulainya.
Bagaimana kamu akan menjalani hidup di masa mendatang, bagaimana kamu melihat diri sendiri dalam 10 tahun ke depan, bagaimana kamu bisa mengatur diri dan keluarga, semuanya merupakan keputusan pribadi. Akan tetapi seyogyanya kita tetap tidak menyakiti orang, carilah rezeki sesuai dengan alurnya intinya tidak dari hasil yang akal akalan mengorbankan orang banyak. Ingat umur dan panggilan sang Khaliq itu pasti, tidak muda tidak tua, tidak miskin tidak kata tanpa terkecuali.
Karena, banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek, cara mendapatkan uang dengan cara cara yang merugikan orang banyak. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih. Selalu introspeksi diri semata menyelamatkan anak anak dan istrinya tentan amalan yang akan di bawa ke akhirat kelak.
Ingat, ketika melihat orang yang membutuhkan, karena umat Islam diwajibkan untuk bersedekah dan meringankan beban mereka. Hal ini didasarkan terpatrinya tenggang rasa ke sesama umat dan juga kemanusiaan. Sedekah tentu juga menjadi salah satu ibadah yang memiliki pahala besar. Banyaknya keutamaan berinfak membuat umat Islam berlomba-lomba mengeluarkan hartanya di jalan Allah SWT.
Meski demikian, terkadang ada saja orang yang lupa akan keutamaan tersebut. Karena kita tau,
Setiap manusia pada dasarnya didorong untuk selalu berkiprah dan berusaha sesuai dengan bidang peminatannya masing masing secara maksimal. Namun satu hal yang harus diingat adalah bahwa kewajiban manusia itu untuk “berusaha”, sementara hasilnya diserahkan pada Allah SWT karena Allah tahu yang terbaik buat umat-Nya.
Hal ini sebenarnya memiliki makna bahwa harta, kekayaan atau keberhasilan itu bukanlah tujuan dari usaha itu sendiri, sebab tujuan yang sebenarnya adalah ketaatan kita dalam melaksanakan kewajiban untuk senantiasa berusaha dengan penuh keikhlasan sesuai perintah-Nya. Apapun bentuk kekayaan atau kehormatan di dunia ini hanyalah titipan dan amanah. Semua tidak ada yang kekal, kecuali amal sholih yang ikhlas. Semua yang ada di dunia ini bersifat sementara, dan yang kekal itu hanya kelak di akhirat… Tabikpuuun.(her)