Lnkarutama.com – Sadarilah bahwa ketika Allah SWT tetap memberikan kita Istidraj, semua itu tentu merupakan ujian agar kita tetap Istiqomah, menundukan kepala, selalu menanamkan sudut pandang baik dan sudut pola pikir yang bersih, bukan sombong merasa bahwa diri kita paling sukses, paling merasa hebat, senang menggunjing, membusungkan dada tanpa pernah tau dan sadari semua itu ada karmanya atas orang orang yang tersakiti, entah besok, lusa atau kapanpun yakin saja itu akan datang dalam kehidupan kita, Minggu (3/6/2023).
Istidraj yang Allah berikan seperti, harta yang berlimpah, padahal tidak pernah bersedekah. Rizki berlipat-lipat lancar padahal jarang shalat dan terus berbuat maksiat lupa soal tolong menolong dengan sahabat.
Dikagumi, dihormati karena menempel jabatan bahkan bisa saja karena hasil karya bermuka dua, padahal akhlak bejat karena selalu bermuka dua dihadapan orang dengan mengorbankan rasa sakit ke semua orang.
Diikuti, diteladani dan diidolakan, padahal pernah dan sebelumnya pernah mengumbar aurat bahkan syahwat hingga dalam berpakaian norak. Sangat jarang diuji sakit, padahal dosa-dosa menggunung dan membukit setiap harinya karena memakan gak orang lain.
Tidak pernah diberikan musibah, padahal hidup sombong angkuh dan bedebah meski hidup aktif dengan gaya menjilat. Anak anak yang mengikutinya sehat sehat, cerdas cerdas, padahal diberikan makan dari harta hasil culas bahkan hasil yang bukan haknya.
Hidup bahagia penuh canda tawa, padahal banyak orang karenanya ternoda dan terluka bahkan mengecilkan orang meskipun orang tersebut pernah berjuang untuk kesuksesannya, inipun biasanya dari kalangan yang bukan pejabat namun lancar menjilat.
Karirnya terus menanjak meski usia bertambah tua dengan cara menjilat, padahal banyak orang yang diinjak-injak, kecuali orang orang dalam lingkaran kelompoknya yang terkesan bisa sungkem, nurut bahkan siap di caci maki demi mendapatkan cuan.
Semakin tua semakin makmur, padahal berkubang dosa sepanjang umur. Itu semua semata ujian yang Allah SWT berikan bukan kita jadikan bahwa diri kita paling kekal diantara yang lainnya, ingat jangan melupakan Akherat.
Tentunya kita sering melihat dan mendengar ada orang yang hidup dengan penuh kecukupan, kemewahan, rezeki melimpah, tak pernah celaka dan senantiasa sehat, meski sumber hasilnya hanya dia yang tau. Padahal hidupnya sangatlah jauh dari Allah SWT dan akrab dengan kemaksiatan di masa lalu, jarang sholat, apalagi membaca ayat suci Alquran.
Jangan takjub dan heran, hati hati mungkin saja mereka di golongkan sebagai orang istidraj. Jangan iri, mungkin saja semua itu Allah uji sampai dia sadar bahkan sampai mendekati kematian, baru Allah sadarkan.
Kembali kita bahas penyakit “Sombong” pada manusia yang merupakan salah satu sifat buruk dan juga termasuk penyakit hati dalam Islam. Karena Perilaku orang sombong akan selalu dimaksudkan untuk membuat mereka tampil lebih berharga dan unggul di mata orang lain dan merasa bangga atas diri sendiri, tanpa pernah tau untuk mengintrospeksi diri dari mana asalnya dan dari mana awal memulainya.
Apakah kita tidak sadar bahwa menjadi boneka dalam kehidupan di dunia tentu dengan tujuan kemewahan gaya hidup, hingga lupa orang orang yang pernah berada didekatnya, itulah perilaku manusia yang selalu merasa benar dan tak kan mampu bercerita tentang sejarah kenakalan lama yang fatal yang ditutupi hingga suskes saat ini ia raih.
Kesombongan menuntun orang pada penyakit pikiran dan perilaku yang salah. Orang yang hidup dalam kesombongan dan penipuan dipastikan menghuni dunia internal yang gelap.
Dalam hidupnya, mereka akan penuh dengan rasa takut kehilangan yang tulus, membuat kesalahan, dipermalukan, stres, keraguan, kebencian, amarah, dan gairah hingga suatu saat keluarganya berantakan karena jati dirinya tak seindah pada awalnya bahkan terbongkar latar belakangnya sebagai pemicu rusaknya rumah tangganya akibat keduanya lemah Iman dan akhlak yang rendah.
Terutama ketika kita dibanjiri rezeki, namun kita tak kuat dengan segala ujian, pertahanan nilai Keimanan tentu akan roboh dengan Syurganya dunia.
Menjadi manusia yang bersih hati tentu tidaklah mudah, akan tetapi ketika kita terus belajar belajar dan belajar menuntunnya dengan disertai niat, Insya Allah kita akan meraihnya.
Karena keadaan dalam pola kehidupan dan pikiran ini membuat orang turun dan pasti akan datang dengan usia menua, hingga tak ia sadari hidup senang diatas penderitaan orang banyak.
Selain itu, kita juga harus ingat bahwa, selain do’a dari anak yatim, tentunya doa yang dipanjatkan oleh orang orang terzalimi menjadi satu di antara do’a yang pasti didengar oleh Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita semua yang membaca artikel singkat ini akan selalu diberikan kesehatan, rezeki yang baik dan berkah lindungan bersama keluarga dan saling menyadari pentingnya memaknai untuk kokohnya rasa saling menghormati, menghargai karena kita tau hidup itu singkat dan tidak kekal yang dipastikan semua akan berpulang mempertanggungjawabkan dikemudian hari….. Tabikpuuun..(her)