Dipimpin Sekjen Plt Kemendagri Tomsi Tohir, Biro Perekonomian Setdaprov Lampung Hadiri Rakor Pengendalian Inflasi Daerah

Linkarutama.com – Analis Kebijakan Ahli Madya Atwin Kurniawaty mewakili Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Lampung Rinvayanti mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah dalam rangkaian rapat penanggulangan Tuberculosis dan Polio secara virtual, di Ruang Command Center lt.II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin (8/7/2024).

Rakor dipimpin Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir, tersebut mengungkapkan bahwa saat ini mayoritas daerah di Indonesia telah dapat menangani inflasi dengan baik.

“Sudah banyak mayoritas daerah daerah yang bisa mengendalikan dengan baik, namun ada daerah-daerah yang juga mungkin sudah berupaya tetapi ada kendala-kendala lain, kami berharap bisa memaksimalkan,” ucap Sekjen Plt Kemendagri Tomsi Tohir.

Tomsi Tohir menegaskan bahwa tentunya harus ada dan diiperlukan kesungguhan dalam menangani inflasi.

“Dari materi-materi yang kita selalu bahas setiap minggu, ini bukan sesuatu hal yang sulit, tetapi perlu sungguh-sungguh dan terus menerus kita memantaunya,” lanjutnya.

Menurutnya, kepada daerah yang angka inflasinya masih tinggi, Tomsi Tohir berharap dapat melakukan upaya dalam mengendalikan inflasi di daerahnya masing-masing.

“10 Provinsi yang tertinggi di pagi hari ini, kami berharap bahwa gubernur bisa berupaya mengumpulkan lagi kabupaten kota terutama yang masih sangat tinggi sehingga bisa mengambil langkah-langkah terus yang terbaik untuk menurunkan juga menjadi akumulatif terhadap provinsi masing-masing,” harapnya, dilansir laman Facebook Biro Perekonomian Setdaprov Lampung.

Sementara itu, Plh. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, M. Habibullah mengungkapkan bahwa saat ini inflasi nasional mengalami deflasi -0,08%>.

“Inflasi Juni, seperti minggu lalu itu terjadi deflasi -0,08% kalau kita lihat inflasi tahunan itu terjadi deflasi 2,51% demikian juga inflasi year to date 1,07%,” jelasnya.

M. Habibullah juga mengungkapkan bahwa sepanjang periode 2020-2024, secara bulanan komponen harga bergejolak relatif lebih sering mengalami inflasi dibandingkan deflasi.(*/her)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *