Linkarutama.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan memetakan kondisi ketahanan dan kerentanan pangan hingga tingkat desa melalui Ekspose Hasil Analisis Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Tahun 2025. Hasil analisis tersebut menjadi pijakan penting dalam memperkuat kebijakan dan intervensi penanganan kerawanan pangan secara terpadu.
Kegiatan yang dirangkaikan dengan koordinasi jejaring keamanan pangan daerah serta Pola Pangan Harapan (PPH) itu digelar di Aula Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (16/12/2025), dan diikuti oleh perwakilan perangkat daerah terkait.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Selatan, Eka Riantinawati, mengatakan FSVA merupakan instrumen strategis untuk memotret kondisi ketahanan pangan di daerah secara komprehensif, sekaligus mengidentifikasi wilayah yang masih berada dalam kategori rawan pangan.
“Berdasarkan hasil analisis FSVA, masih terdapat desa di Kabupaten Lampung Selatan yang masuk dalam kategori rawan pangan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dinamika sosial dan ekonomi masyarakat,” ujar Eka.
Ia menegaskan, FSVA tidak hanya menjadi dokumen teknis, tetapi juga dasar bersama bagi seluruh perangkat daerah dalam merumuskan kebijakan dan program pembangunan. Penanganan kerawanan pangan, menurutnya, tidak dapat dilakukan secara sektoral.
“FSVA ini menjadi dasar bersama bagi pemerintah daerah. Penanganan kerawanan pangan bukan hanya tugas Dinas Ketahanan Pangan, tetapi memerlukan kolaborasi seluruh perangkat daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing,” jelasnya.
Eka juga mengungkapkan adanya dinamika jumlah penduduk miskin di Lampung Selatan yang menjadi perhatian pemerintah daerah. Faktor tersebut turut memengaruhi tingkat kerentanan pangan dan memerlukan langkah penanganan yang terintegrasi serta berkelanjutan.
Melalui hasil FSVA 2025, pemerintah daerah diharapkan mampu menyusun intervensi yang lebih tepat sasaran, mulai dari peningkatan akses dan ketersediaan pangan, penguatan produksi, hingga perbaikan kualitas gizi masyarakat.
“Setiap perangkat daerah memiliki peran melalui program dan kegiatan yang saling mendukung, sehingga upaya penguatan ketahanan pangan dapat berjalan efektif dan berdampak langsung bagi masyarakat,” kata Eka.
Ia menambahkan, kegiatan ekspose FSVA ini bertujuan menyamakan persepsi dan memperkuat koordinasi lintas sektor agar pelaksanaan program penanganan kerawanan pangan di Kabupaten Lampung Selatan dapat berjalan lebih optimal.
Dengan pendekatan kolaboratif tersebut, Pemkab Lampung Selatan berharap jumlah desa yang masuk kategori rawan pangan dapat ditekan secara bertahap, sekaligus mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di daerah.(Nsy-Kmf/her)

