Hasil Mapping BI, Lampung Potensial Leader Penguatan Industri, Pembangunan Ekonomi Tumbuh Positif Secara Nasional

Linkarutama.com – Sejalan dengan tren pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia berhasil tumbuh sebesar 5,31 pada tahun 2022 , perekonomian secara nasional tumbuh positif di tahun 2022.

Hal tersebut seiring kelonggaran mobilitas masyarakat sebagai dampak terkendalinya kasus Covid-19 dan transisi menuju endemi yang dilakukan secara bertahap.

Demikian dalam pemaparan Diskusi publik Kepala Bappeda Provinsi Lampung Mulyadi Irsan bersama Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Retno Sri Subiyandari dan jajaran dekan Unila serta insan media di aula Bappeda setempat, Jum’at (10/3/2023) kemarin.

Dalam paparannya, Kepala Bappeda Mulyadi Irsan juga menjelaskan terkait capaian makro ekonomi Provinsi Lampung di tahun 2022.

” Lampung Berhasil melebihi target pertumbuhan ekonomi, PDRB perkapita, tingkat kemiskinan, indeks pembangunan manusia (IPM), indeks gini, NTP, pertumbuhan PAD, kemantapan jalan dan gas rumah kaca,” kata Mulyadi Irsan.

Sementara, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Retno Sri Subiyandani menjelaskan bahwa, ke ekonomi Lampung selama tahun 2022 berhasil tumbuh sebesar 4,28 persen dan melampaui batas target yang ditetapkan sebesar 3-4 persen (y-o-y).

Menurutnya, capaian tersebut lebih baik dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 2,79 persen. Maka, Provinsi Lampung kita sebut struktur perekonomian masih didominasi dengan tiga lapangan usaha utama yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, jelasnya.

Berdasarkan hasil mapping berdasarkan kapasitas pemerintah pusat yang telah dilakukan Bank BI Perwakilan Provinsi Lampung dan BI pusat, Pulau Sumatera termasuk Lampung memiliki potensial leader dalam penguatan industri makan dan minum nasional, termasuk pemetaan eksport (trade balance indeks) berdasarkan review corparative advantage menunjukkan hasil bahwa Cacao memiliki trade balance indeks tertinggi termasuk kopi (roasted dan nonroasted) juga termasuk sawit menjadi crude maupun noncrude.

Maka, semangat transformasi ekonomi dari pemerintah pusat melalui hilirisasi produk (komodititas) sangat di sambut baik pemerintah daerah dari komoditi sektor pertanian yang mencapai 28 persen dan industri pengolahan mencapai 18 persen didalam struktur perekonomian,tandasnya.(her)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *