Linkarutama.com – Menatap tahun 2025, PTPN I Regional 7 mengusung kepemimpinan yang kuat namun humanis sebagai panduan kinerja operasional. Hal itu disampaikan Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun pada acara coffee morning di Komplek Kantor Regional 7 Bandar Lampung, Jumat (17/1/2025).
Tuhu mengatakan, seorang pemimpin, di level manapun, jika tidak ada keberanian mengambil risiko dan memilih berada di zona nyaman, akan tergilas zaman dan akan menjadi penghambat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan.
“Kita bersyukur kinerja tahun 2024 cukup baik dan berhasil mencatatkan keuntungan, tetapi perlu kerja keras sampai ke posisi aman sebagai perusahaan yang sustainable. Untuk itu, kita butuh terobosan dan kepemimpinan yang kuat tetapi tetap mengedepankan sisi-sisi kemanusiaan. Pemimpin yang kuat itu yang berani mengambil risiko dengan mitigasi yang tepat. Sebab, rumusnya sangat jelas, yakni no risk no returned, kalau kita tidak ambil risiko, maka tidak akan mendapat keuntungan” kata Tuhu Bangun.
Namun demikian, Tuhu Bangun memberi catatan tentang apa yang dia sebut strong-humanity leadership. Seorang pemimpin yang kuat, kata dia, harus memiliki pengetahuan yang luas, pengalaman yang cukup, kepekaan yang tinggi, pola pikir yang terbuka, sikap yang respek, dan bertanggung jawab. Sebab, model kepemimpinan seperti ini, tambah dia, memiliki risiko yang tinggi. Dari risiko tinggi yang diambil seorang pemimpin, akan ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yakni sukses atau gagal.
“Ada istilah, pelaut yang tangguh pasti akrab dengan gelombang tinggi dan badai. Demikian juga kita, ketika mendapat amanah sebagai pemimpin harus punya nyali. Tentu, dengan mitigasi yang tepat dan tetap berpegang kepada yuridis formal, etika budaya setempat, serta standar good corporate governance. Bikin rencana yang matang, mitigasi yang akurat, eksekusi. Jika ada risiko, itu urusan lain,” kata dia.
Acara coffee morning yang merupakan tradisi baru di PTPN I Regional 7 diinisiasi Tuhu Bangun untuk menyatukan visi kinerja di awal tahun 2025. Mengambil tema “Change Vision, Satukan Visi untuk Mendukung Pencapaian Sasaran Kinerja 2025”, PTPN I Regional 7 bertekat mencapai target RKAP 2025 sehingga kinerja memasuki fase keberlanjutan atau sustainable.
Seluruh pejabat utama PTPN I Regional 7 hadir pada rapat informal yang diadakan secara outdoor di depan rumah dinas Region Head. SEVP Operation Wiyoso, SEVP Business Support Bambang Agustian, seluruh Kepala Bagian, seluruh Manajer Kebun dan Asisten kepala dari Lampung, Sumsel, dan Bengkulu, hadir selain itu juga kegiatan ini juga diikuti para asisten kebun, pabrik dan Tata Usaha melalui zoom metting.
Pada paparan operasional, SEVP Operation Wiyoso menyampaikan laporan evaluasi kinerja 2024 secara umum, kondisi terkini manajemen, dan proyeksi kinerja 2025 yang telah disepakati dan ditetapkan dalam RKAP. SEVP yang sebelumnya menjabat Kabag. Tanaman ini menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran yang pada periode 2024 telah bekerja keras untuk mencapai kinerja terbaik.
Ia melaporkan, kinerja keuangan PTPN I Regional 7 pada 2024 berkinerja baik. Hal ini didukung oleh kinerja operasional yang meningkat 11 persen pada komoditas karet dibanding tahun 2023 dan 17 persen untuk komoditas teh dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, secara operasional perusahaan juga mendapat tambahan keuntungan dari optimalisasi aset, baik KSO dengan PTPN IV yang mengelola kelapa sawit dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang mengelola tebu.
Pencapaian kinerja 2024 sudah cukup baik, tetapi SEVP yang meniti karir sejak awal dari PTPN VII ini menyatakan ruang perbaikan untuk meningkatkan produksi masih sangat besar. Potensi yang belum digali secara maksimal itu, kata dia, menjadi patokan dalam penyusunan RKAP 2025 yang naik hampir 100 persen.
“Kita telah meletakkan pondasi yang kuat untuk kita jalankan pada 2025. Itulah mengapa pada RKAP 2025 kita pasang angka optimistis, untuk meraih laba yang lebih tinggi lagi. Angka ini harus kita perjuangkan dengan segenap kemampuan. Salah satu faktor yang bisa mendorong pencapaian itu adalah kepemimpinan yang kuat. Alhamdulillah saat ini kita punya roll model, yakni Pak RH (region head Tuhu Bangun),” kata dia.
Tentang pentingnya pemimpin yang kuat juga diyakini Wiyoso sebagai kunci yang sangat penting. Ia menyebut 90 persen keberhasilan suatu unit kerja ditentukan oleh model dan cara pemimpin dalam menjalankan operasional. Menurut dia, pemimpin yang berhasil harus memiliki wawasan yang luas tapi punya perhatian lebih kepada aspek detail.
“Kita sering abai terhadap detail. Seperti kemiringan bidang sadap, talang sadap yang tidak pas, pemakaian kulit yang boros, dan aspek teknis lainnya. Padahal kita tahu lateks itu terkumpul dari tetes demi tetes. Artinya, hal-hal itu jangan dianggap sepele. Detail itu menjadi salah satu yang kita sebut sebagai room improvement yang bisa menaikkan produksi dan produktivitas. Ayo para pimpinan unit untuk perhatian lebih kepada yang beginian,” tambah dia.
Ketua Umum SPPN VII Sasmika Dwi Susanto yang hadir bersama pengurus inti juga menyampaikan sambutan. Sasmika mengapresiasi kinerja manajemen yang telah bekerja keras dan mencapai beberapa target.
Terkait masalah sumber daya manusia, Sasmika menyebut ada beberapa PR yang harus menjadi perhatian manajemen pasca restrukturisasi organisasi di PTPN Group. Ia mencontohkan, distribusi dan mutasi karyawan setelah perubahan entitas dengan pembentukan tiga subholding harus menjadi perhatian.
“Kita masih punya banyak PR di bidang SDM yang merupakan bagian program transformasi bisnis di Holding. Kami memaklumi ini hanya bersifat sementara. Seperti orang pindah rumah, pasti terjadi sesuatu yang mungkin tidak tepat atau ditaruk di tempat sementara. Ada banyak jabatan yang statusnya mewakili atau plt., sebaiknya segera ditetapkan supaya tugas, tanggung jawab, dan haknya jelas,” kata Ketum yang juga Manajer Kebun Way Lima ini.
Mengambil momen coffee morning itu, manajemen juga melepas Tri Widiyanto, salah satu manajer di PTPN I Regional 7 yang memasuki masa pensiun. Pada sambutan singkat perpisahannya, Tri Widiyanto berpesan agar Tuhu Bangun terus berjuang keras memgembalikan aset-aset berupa lahan yang diserobot oknum-oknum kepada negara.
“Kita ini berbisnis tanaman. Tanaman tumbub di tanah. Maka, saya berpesan agar lahan kita yang diserobot orang harus diperjuangkan untuk kembali ke negara. Saya percaya pak Tuhu Bangun mampu,” kata dia.(*/her)