Linkarutama.com – Bermula dari profesi karyawan swasta yang disandangnya yang diakhiri sejak tahun 2014. kini sejak tahun 2015 lalu, Sukma Indra (40) alih profesi menjadi perajin pigura di Kota Bandar Lampung dan sejak hampir dua tahun saat ini sangat merasakan dampak yang luar biasa selama pandemi virus corona (Covid-19).
Menurutnya, saat ini, untuk para pelaku usaha pigura, bingkai kaca mengaku selama pandemi virus corona, permintaan dari konsumen dan juga pelanggan mengalami penurunan drastis jauh dari sebelum mewabahnya pandemi Covid-19, mencapai hingga 70 persen dibandingkan sebelumnya.
” Tapi bersyukur masih bisa buat makan sehari hari,karena beban ongkos anak sekolah diganti dengan biaya kuota tugas daring, jadi lebih sedikit hemat,” kata Sukma Indra, warga Kelurahan Jagabaya 2 Kecamatan Wayhalim Kota Bandar Lampung, ditemui di tempat usahanya, Minggu (22/8/2021).
Indra mengaku bahwa, menjadi usaha mandiri sebagai perajin pigura yang mendirikan lapak di Jalan Sultan Agung Kecamatan Wayhalim Bandar Lampung mengaku sejak bulan Maret hingga Agustus bulan ini bicara omset usahanya terus menurun drastis. Apalagi berbatas waktu adanya aturan PPKM, kita tutup lapak dagangan pukul.20.00 WIB, selain itu jalanan sudah sepi.
” Ya, untuk penjualan pigura masih menurun jauh, syukur syukur laku terjual 2-3 unit, hasilnya berbagi dengan yang nunggu lapak, karena pangsa pasarnya seperti area pinggir jalan terasa sepi adanya PPKM, apalagi pesanan pigura untuk pernikahan banyak yang tidak berjalan dan total tidak ada resepsi,” tuturnya dengan mengelus dada.
Dia menjelaskan bahwa, dari akibat, permintaan pesanan yang sedikit membuat pendapatan pun menurun dan hampir sama sekali tidak ada yang pesan bicara bingkai atau pigura, ujar Indra, ditemui di lapaknya.
Padahal, kata pemilik kecil Pigura ini, saat kondisi normal, penjualan pigura di lapaknya bisa mencapai 40 hingga 100 buah per bulan.
Namun saat pandemi, penjualannya tak tentu dalam sehari paling banyak bisa terjual hingga 2 atau 3 buah. Dan bagi hasil dengan yang nunggu dagangan, ujar dia.
Begini mas, kata dia, sejak adanya pandemi Covid-19, untuk mengandalkan usaha pigura itu hal yang tidak mungkin, maka saya jujur mau beli bahan bingkai dan kaca saja sulit, karena putaran uang masuk jauh tidak imbang, tuturnya.
Hidup segan mati tak mau, istilahnya begitu mas usaha pigura atau bingkai kaca, karena bisa kita lihat sepanjang jalan Sultan Agung di Wayhalim Bandar Lampung ini cukup sepi Pengendara yang melintas, dari situlah saya mencoba nyambi berkeliling jualan kelontongan menggunakan roda dua. Saya tekuni berjualan atau ngampas barang barang kelontongan yang mudah laku, kan yang jaga lapak Figura sudah ada hari hatinya, karena ini hari libur saya monitoring saja, ucapnya.
Dia menuturkan perjuangan ini, untuk menyambung hidup dan mencukupi buat hidup dengan 3 anaknya, yang pertama baru naik ke kelas 11di SMK, yang nomor 2 naik ke kelas 8 di Madrasah dan yang bungsu baru memasuki Madrasah kelas 7 di Bandar Lampung.
Usaha yang saya geluti di bidang pigura, bingkai ini saya tekuni dari tahun 2015 lalu dan untuk pembuatan bahan dan kelengkapannya saya dirikan di dekat tempat tinggal saya, kata dia.
Dia menuturkan bahwa, usaha ini nyaris seluruh sektor usaha kecil dan menengah seperti saya terpukul karena pandemi Covid-19, salah satunya usaha pembuatan bingkai foto yang saya geluti sejak tahun 2015 lalu, apa lagi kita harus ikuti aturan PPKM. Sepi dagang itu pasti, ucapnya.
Sejak 3 bulan terakhir apa lagi adanya PPKM, usaha ini jalan di tempat dengan harus menerapkan Prokes dan sepinya masyarakat yang melintas.
Diketahui, di kota Bandar Lampung, salah satu jenis usaha yang terdampak Covid-19, adalah usaha pembuatan bingkai foto atau pigura, yang berada di kawasan Jalan utama Sultan Agung Wayhalim Bandar Lampung.
Sukma Indra menuturkan, sebelum pandemi, usaha ini selalu di banjir permintaan pesanan ukuran bingkai tak hanya dari kota Bandar Lampung bahkan ada dari daerah sekitarnya seperti Kabupaten Pesawaran dan Kota Metro bahkan ada yang datang dari Liwa Lampung Barat, urainya.
Intinya, sejak pandemi merebak, permintaan konsumen turun jauh. Akibatnya omset yang didapat berkurang dari biasanya, bahkan sampai kekurangan modal untuk membeli bahan, keluhnya.
” Hanya satu mas yang saya selalu berucap rasa syukur, saya dan keluarga diberikan kesehatan sejak pandemi yang berjalan di tahun ke dua ini dan masih bisa buat makan sehari hari,” kata dia.
Kalau di bilang sedih sangat sedih mas, pandemi ini kita harapkan berakhir di kota ini dan di negara kita tercinta, sehingga masyarakat bisa memulai kembali mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya dan menuntun anak anak buat masa depannya, harap Sukma Indra.
Sementara, di lokasi lapaknya, Iin Abdulah (32) yang kita sebut karyawan penunggu lapak pigura di kawasan Wayhalim Bandar Lampung, menunjukan berbagai bingkai kaca yang dulu sebelum pandemi laku terjual.
” Bingkai kaca ini dulu laku terjual dan banyak pemesannya mas, bahkan dari kantor kantor sering pesan berbagai ukuran untuk foto foto di ruangan kerja,” kata Iin Abdulah.
Untuk harga seperti, ukuran bingkai 30/86 kami jual dengan harga Rp 80, 000,- dan ukuran
43/122 Rp 200 sedangkan ukuran
30/43 Rp 50, 000,- tergantung bahan kayu bingkainya, kata dia.
” Allah itu adil mas, bicara rezeki andai hari ini tidak ada yang laku terjual, Insya Allah besok ada aja yang laku terjual 2-3 buah bingkai, artinya masih bisa sekedar buat makan keluarga,” ucap dia menutup obrolan.(her)