Derajat Semakin Tinggi, Lupa Diri

Oleh: Heris Drianto

Wartawan Utama 2018

Linkarutama.com – Seandainya kita melihat ulang kalimat pepatah kuno yang mengatakan “Bagai kulit dan isi” yang berarti men-jelaskan harmonisasi kehidupan dan saling menjaga, saling membutuhkan (Simbiosis mutualisme).

Karakter maupun tipikal ini perlu dipelihara dan dimiliki secara bijak selaku insan manusia di muka bumi ini, sebagai bekal kelak, Minggu, 22/10/2023.

Ada juga pepatah kuno yang menyebut “Bagai kacang lupa kulitnya” yang menjelaskan sifat manusia yang lupa asal usul, lupa diri, lupa balas budi, atau kehidupan yang lalu atau lupa dengan varian lainnya, karena dipandang dalam kehidupan dunia sedang naik derajatnya, bahkan sedang diatas angin dengan berbagai variant olahan yang dipastikan mengahasilkan Nominal besar. Pasti lupa dengan perilaku buruknya yang lalu, padahal temannya masih ingat cerita itu.

Tipikal ini jangan sampai diberi kepercayaan dan kesempatan untuk kedua kali. Namun kan perjalanan kolusi dunia konteksnya berbeda..?

Sebab, perilaku itu juga banyak disebut “bagai menolong anjing terjepit”.

Artinya, kebaikan yang diberikan justru ketika telah diperoleh akan balik menyusahkan orang yang telah membantunya. Ingat, padahal teman tersebut paham perjalanan hidup baik buruknya masa lalu.

Maka, semua akan terlihat ketika Allah membukanya. Untuk itu, pepatah Melayu mengingatkan “Buka Kulit, Tampak Isi”. Ini jelas sebagai pembelajaran buat kita semua.

Hidup di dunia, banyak terkesan semakin tinggi kedudukan seseorang maka semakin tinggi pula tanggung jawab, tantangan dan resiko yang harus dihadapi. Mulai perilaku dan sikap berubah, gaya hidup berubah, apalagi hatinya mulai diselimuti kikir, pelit, merjiit bin Medit. Dia lupa dengan berbagai cerita buruknya masa lalu seperti apa, cerita pahitnya seperti apa..?

Dalam hidup di dunia ini, sebagai makhluk sosial kita tidak dapat hidup sendirian. Kita membutuhkan bantuan orang dan sebaliknya. Jadi, hemat kata jauhi hidup sombong, jauhi perilaku merasa hebat, pamer di depan kawan, yang ia tak sadari kawan lebih paham apa maksud tujuan pamernya. Bukankah Syiar yang berpahala itu yang bermanfaat buat bekal kelak di akherat…?

Berbagi kebaikan tidak harus selalu dengan kelimpahan materi atau uang, melainkan juga dalam bentuk lainnya, seperti canda dan tawa kepada mereka yang sedang bersedih serta perhatian bagi yang sedang kesusahan.

Kebaikan yang kita lakukan juga merupakan wujud kasih sayang ke sahabat terhadap orang di sekitar kita, terutama bagi keluarga, kerabat, teman, dan sahabat.

Tentu ada banyak hal yang dapat kita jadikan sebagai dorongan agar selalu berbuat kebaikan terhadap sesama.

Karena bicara rezeki. Setiap orang memiliki takaran rezeki yang berbeda-beda, namun Allah SWT telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk di muka bumi ini.

Rezeki telah diatur oleh Allah SWT dengan kadar yang berbeda, tapi kerja keras juga diperlukan untuk membuka pintu rezeki di barengi dengan amalan amalan kebaikan, tingkatan Kewajiban 5 waktu, jauhi larangan Nya.

Takaran banyak sedikitnya rezeki yang kita dapatkan setiap hari, jangan pernah lupa apalagi sengaja melupakan untuk menyisihkan sebagian untuk sedekah. Misalnya waktu sholat di Masjid dan lain lain.

Jadi, rak perlu khawatir rezeki kita akan berkurang saat kita bersedekah. Yakin saja tidak akan berkurang, rezeki kita pun akan semakin bertambah dan berkah, Tabikpuuun..!!!

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *