Oleh: Heris Drianto
Wartawan Utama.
Linkarutama.com – Sebutan kalimat Cari muka (Carmuk) bisa kita artikan bagi seseorang yang berusaha untuk mendapatkan perhatian penuh kepada seseorang untuk kepentingan pribadi.
Karena dalam kehidupan tanpa perhatian, mereka tidak dapat bertahan hidup yang ia inginkan. Apresiasi orang yang suka cari muka kepada seorang biasanya dengan mendapatkan pujian dan perhatian yang menurut mereka pantas dan baik, padahal orang lain hafal perilaku yang diperbuat.
Ada lagi seseorang yang ucapannya saja bisa kita sebut plintat plintut tak beraturan, akan tetapi banyak orang menyukainya bahkan dianggap dipercaya.
Jika kita bicara di dalam dunia kerja, setiap karyawan meski berbeda priuknya tentu memiliki impian dan motivasi yang berbeda-beda. Hal ini tercermin dari kinerja yang mereka lakukan baik di kantor setiap hari ataupun di lapangan.
Ada orang yang berprinsip bekerja dan menerima gaji, ada orang yang bekerja dengan semangat yang kuat dengan bekal skill mengolah, ada pula yang begitu berambisi meraih jabatan tertentu tak ada cukup cukupnya. Segala wadah dia ikuti meski harus menjilat dan tanpa dia sadari sering memfitnah dan mengabaikan teman lainnya demi kemajuan pribadi, hingga kehidupannya terkotak kotak.
Pernahkah kamu bertemu dengan orang yang bersikap cari muka di tempat kerja, jawabnya tentu pernah. Ada juga manusia yang kehidupan nya kita kategorikan mapan dan tinggi sikap perilaku berubah sombong, ini banyak kita temui dalam kehidupan sehari hari.
Tentu hati terasa menyebalkan jika memiliki rekan kerja yang seperti ini, bukan..? Jawabnya “Iya”.
Bahkan, orang dengan sikap seperti ini sering dihindari karena dianggap toxic. Dari ucapannya saja dia tidak sadari apalagi dari perilaku. Untuk menghadapi orang seperti itu, bagi penulis ” Istighfar” dan hindari jauh jauh perasaan iri, benci bahkan wajib membersihkan hati, karena usia kita semua tidak ada yang tau, meski kondisi badan sehat, usia terlihat masih fresh panggilan Ilahi tentu tak ada yang tau.
Bicara istilah antara carmuk dan caper (cari perhatian, cari muka) tadi, kemudian kerap disematkan pada orang orang yang bersikap seperti ini. Banyak cuap cuap meski setengah kosong akhlaknya.
Setiap orang tentunya merasakan kecewa, sedih, marah saat orang terdekat mereka ternyata seorang penjilat. Akan tetapi kita harus terus bersyukur bahwa kita hingga saat ini mampu menuntun hati tetap bersih.
Sebab kita tau dan harus kita sadari bahwa seorang penjilat seringkali melakukan beragam cara demi keuntungan pribadinya. Sejumlah kata kata penjilat yang menohok perasaan dapat mewakili hati kalian jika kita menjumpai seseorang yang mungkin menjadi penjilat. Apalagi ketika temannya melihat perilaku penjilat banyak cuap cuap tidak pernah berubah.
Dan tidak dapat kita pungkiri seorang yang penjilat biasanya tak tulus ingin berteman ataupun berhubungan dengan kalian karena ingin mendapatkan keuntungan semata untuk pribadi sendiri.
Misalnya keuntungan mendapatkan pujian, mendapatkan ketenaran, kenaikan pangkat dan jabatan dan seterusnya. Dalam hal ini mereka biasanya cenderung memberikan pujian berlebihan ataupun menyombongkan diri hingga harus hormat lebih lebih bagaikan sungkem tangan yang seharusnya tidak layak dia lakukan.
Semua orang ketika menjumpai seseorang yang penjilat tentunya kita akan dibuat kesal, sedih, dan kecewa. Apalagi jika kita sudah menganggapnya sosok teman dekat, teman baik yang ternyata kurang tulus dalam berteman.
Sebab tujuannya adalah untuk keuntungan semata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan seseorang. Ini buruknya perilaku manusia hingga ending akhir melupakan pertemanan pun dia bisa lakukan. Subhanallah..?
Padahal manusia sebagaimana fitrahnya memiliki hati yang baik, akan tetapi seiring kehidupan dan kondisi sekitarnya, akhlak mereka terpengaruhi oleh contoh contoh buruk yang malah diikuti hingga menjadi kebiasaan yang bisa mencelakai diri sendiri. Bahkan bisa saja terjebur kebiasaan buruk permainan judi yang secara Islam di sebut Haram.
Saat ini juga manusia sangat mudah terpancing emosi bahkan cenderung mementingkan egonya, daripada melihat kebaikan yang telah dia dapatkan. Segala kebaikan kesehariannya low volume dan hight keburukan.
Namun terkadang, dalam lingkungan sosial kerap juga dijumpai seseorang yang memiliki sikap penjilat, alih-alih bersikap ramah namun ternyata memiliki maksud atau tujuan licik dibelakangnya, demi pribadi tenar.
Tentunya hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam atau sebagaimana Rasulullah SAW selalu memberikan contoh perilaku akhlakul karimah pada umatnya.
Nabi Muhammad SAW tentu melarang tindakan “Menjilat”.
Menjilat adalah memuji orang di hadapannya dengan sesuatu yang tidak ada pada dirinya dan menguntungkan pribadi, sebuah perbuatan yang sangat berbahaya bagi sang “penjilat” maupun yang “dijilat”.
Bagi yang “dijilat”, pujian ini bisa menyebabkan dirinya terjatuh dalam ujub bahkan tertipu dengan pujian. Dia kira dirinya begitu baik dan mulia seperti pujian tersebut, padahal pujian itu dipastikan bukan pujian yang tulus. Dan yang di jilat tak sadarkan diri hingga orang lain menilai bodoh…… Tabikpuuun…!!!