Oleh: Heris Drianto
Wartawan Utama
Linkarutama.com – Seandainya kita sebagai manusia membedah berbagai sikap dan sifat iri hati, perilaku yang banyak menyelimuti “Hati” manusia, tentu hal tersebut tidak baik buat diri sendiri yang dapat menciptakan suasana pertemanan, persaudaraan menjadi retak dan bahkan pecah, hingga kebaikan yang selama ini terjaga secara tidak dia sadari dialah yang menciptakannya, Minggu (26/11/2023).
Karena, dengan iri hati akan membuat kita terus-menerus berbohong terhadap diri sendiri dan bahkan dapat memfitnah orang lain, membenci hingga tak tegur sapa.
Kita harus ingat bahwa hidup di dunia ini hanya sifatnya sementara dan tak mungkin kekal, berbagai pertanggung jawaban kehidupan kita di dunia ini tentu memiliki makna besar atas tanggung jawab kelak di akherat, apapun amalannya kita dan apapun keburukannya.
Menurut berbagai buku yang penulis baca, sifat iri hati atau dengki biasa disebut hasad.
Nah, sifat ini tergolong ke dalam satu dari sekian banyak penyakit hati yang sangat berbahaya dan merugikan diri sendiri. Bahkan mempersempit dalam bersosialisasi.
Dalam buku “Mutiara Akhlak Tasawuf” oleh Dr Sahri MA, dalam kitab mutiara Ihya’ Ulum Al-din dijelaskan bahwa hasad merupakan akibat dari bagian dari sifat iri bahkan bisa jadi dendam, sementara dendam akibat dari marah nya hati dalam diri sendiri karena faktor egois yang tak bercermin dengan situasi dan kondisi, apakah itu harus di jawab dengan jujur atau di utarakan dengan polos yang seharusnya bagi yang di irikan tak kuasa menjaga amanah untuk tidak dia utarakan. Inipun bisa jadi pemicu penyakit hati.
Bahkan, Rasulullah SAW menyebut iri hati dapat memakan kebaikan seseorang yang selama ini terjaga dengan baik. Siapa yang merugi……?
Jawabannya tentu yang menciptakan iri terhadap orang lain.
Apa lagi jelas tertera dalam “Hasad” yang artinya memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).
Sesungguhnya, kita sebagai manusia wajib memahami bahwa, manusia adalah makhluk unik dan istimewa.
Berbeda dengan makhluk makhluk lainnya, karena manusia dianugerahi unsur unsur immaterial yang terlengkap, yaitu: ruh, akal, hati, dan nafs termasuk syahwat.
Seorang manusia yang diserang penyakit hati dalam kepribadiannya tentu terganggu dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup memahami problemanya.
Akan tetapi manusia yang hatinya sehat, tentu apapun permasalahan yang sifatnya ringan dan wajib dimaklumi tentu ia paham untuk tidak menuntunnya hatinya berpenyakit negatif dan emosional yang salah untuk dirinya.
Kita ketahui, dalam agama Islam tentu sangat mengutamakan pendidikan “Akhlak” karena tugas utama diutusnya Nabi Muhammad SAW ke muka bumi prioritasnya untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Maka, dalam agama Islam akhlak manusia terbagi menjadi 2, akhlak terpuji yang disebut akhlak mahmudah dan akhlak tercela yang kita kenal akhlaq madzmumah. Mari kita belajar memahami dua unrus Akhlak ini agar kita tidak tertular penyakit hati.
Dalam konteks ini, penulis tentu ingin menekankan selintas perihal empat dari jenis penyakit hati yang sangat menonjol pada diri manusia dalam konteks kehidupan sehari hari, yaitu: riya’, marah (emosional tinggi), membanggakan diri (over acting) iri hati melihat orang lain berbeda dengan dirinya dan dengki karena berpikir pendek.
Beberapa sifat tercela di atas tentu ada relevansinya jika dianggap sebagai penyakit jiwa atau ” Penyakit Hati” sebab dalam kesehatan mental (mental hygiene) tentunya sifat sifat tersebut ada tumbuhnya indikasi dari penyakit kejiwaan pada manusia (psychoses). Hayoo silahkan konsultasi ke Psikolog ya…
Tabikpuuun…..?